Lukisankarya Basuki Abdullah ini berjudul "Diponegoro Memimpin Pertempuran". Lukisan ini dibuat pada tahun 1837 dengan ukuran 150x120 cm dengan menggunakan cat minyak pada kanvas. Lukisan Basuki Abdullah ini menampilkan subject matter yang berupa seorang pangeran diponegoro yang menunggangi kuda. Disetiap daerah pastilah mudah ditemukan makam, demikian pula di Yogya. Bahkan di Yogya, selain mudah ditemukan makam umum, dikenal pula makam raja-raja Mataram, yang dikenal dengan nama Imogiri. Selain di Imogiri, ada pula makam Kotagede. Di makam ini pendiri Mataram, Panembahan Senapati di makamkan. PangeranDiponegoro. Semangatnya sangat membara yang ditunjukkan dalam pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945. juga dapat menumbuhkan daya kreativitas Anda di bidang seni lukis. Anda manfaatkan wajah tokoh idola, teman atau keluarga tercinta untuk objek gambar terbaik. 44+ Gambar Sketsa Wajah Pahlawan, Artis, Dll (Lengkap Terbaru Keberaniankecerdasan dan pembawaan diri Wolter Monginsidi telah membuatnya makin disegani dan dipercaya sampai memimpin aksi pertempuran melawan tentara Belanda baik di dalam kota maupun di luar kota. dan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Lukisan-lukisan itu dikirimkan antara lain oleh Radja Willem III dan Pangeran Van Saksen Coburg PangeranDiponegoro semakin dikenal ketika memimpin Perang Diponegoro atau yang bisa disebut Perang Jawa, tepatnya tahun 1825-1830 saat melawan pemerintah Hindia Belanda. Bahkan bisa dikatakan jika perang tersebut tercatat sebagai perang dengan jumlah korban paling besar dalam sejarah Indonesia. 2. Biografi Singkat Pahlawan Nasional: Agus soFfg. - Perang Diponegoro yang berlangsung antara 1825-1830 termasuk salah satu perlawanan besar yang harus dihadapi Belanda semasa pendudukannya di Indonesia. Pasalnya, pertempuran yang bermula di Yogyakarta ini meluas ke banyak daerah di Jawa hingga sering disebut sebagai Perang Jawa. Perlawanan Diponegoro terhadap Belanda berkobar setelah Belanda menanam patok-patok jalan di atas makam leluhur Pangeran sebelum insiden tersebut, Belanda juga telah melakukan serangkaian aksi yang memicu kemarahan Pangeran Diponegoro. Perang Diponegoro berakhir setelah lima tahun, dengan dampak yang sangat serius bagi belakang Perang Diponegoro Memasuki abad ke-19, keadaan di Surakarta dan Yogyakarta semakin memprihatinkan karena intervensi Belanda terhadap pemerintah lokal sering kali memperburuk perselisihan yang ada di lingkungan kerajaan. Campur tangan pihak kolonial juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang tidak sesuai dengan budaya nusantara. Selain itu, dominasi Belanda telah membuat rakyat menderita karena dijadikan sebagai objek pemerasan. Pasalnya, para petani tidak dapat mengembangkan hidupnya karena harus menjadi tenaga kerja paksa. Beban mereka pun semakin berat karena diwajibkan untuk membayar berbagai macam pajak. Melihat penderitaan rakyat akibat kekejaman Belanda, Pangeran Diponegoro tidak mau tinggal diam. - Nama pelukis terkenal asal Indonesia, Basoeki Abdullah menjadi perbincangan di media sosial sejak beberapa hari terakhir. Cucu dokter Wahidin Sudirohusodo, seorang tokoh sejarah Kebangkitan Nasional Indonesia, pada awal 1900-an ini menjadi sorotan setelah karyanya melukis sejumlah tokoh pahlawan nasional- Salah satu yang mengudang decak kagum ialah lukisan Pangeran Diponegoro sambil menunggang kuda yang banyak ditemukan pada sejumlah buku pelajaran anak. Namun mungkin tak banyak yang tahu jika lukisan tersebut merupakan imajinasi Basoeki Abdullah. Tentu tidak semua lukisan karya Basoeki Abdullah apalagi tokoh pahlawan nasional merupakan imajinasinya. Lukisan Pangeran Diponegoro di atas kuda merupakan salah satu karya Basoeki Abdullah yang dibuat dengan berdasarkan imajinasinya saat proses melukisnya. Basoeki Abdullah pelukis terkenal asal Indonesia sekaligus cucu dokter Wahidin Sudirohusudo, tokoh kebangkitan nasional. Visualisasi Pangeran Diponegoro menaiki kuda yang berlari tampak terlihat nyata dan seolah-olah saat itu Basoeki Abdullah hadir disana dan melukis peperangan tersebut. Tentunya saat itu Basoeki Abdullah tidak berada di lokasi terjadinya perang tersebut. Terlebih lagi dalam mereka paras Sang Pangeran. Kemungkinan citra-citra tersebut ditangkap dan disampaikan dalam kanvas karena sebagai keturunan Kerajaan Mataram, Basoeki Abdullah, yang semasa kecil hidup di lingkungan kesultanan Yogyakarta dan Surakarta , mendapatkan cerita dan penggambaran sosok Pangeran Diponegoro dari lingkungan dua istana tersebut lebih daripada masyarakat umum saat itu. Sebagai sebuah karya, lukisan Diponegoro Memimpin Pertempuran ini terasa begitu heroik. Sehingga menimbulkan semangat kebangsaan saat meresapinya. Gestur tubuh Pangeran Diponegoro dengan keris, sebuah senjata tradisional asli Indonesia yang terpampang di tubuh bagian depan Sang Pangeran menyiratkan suatu keyakinan, keteguhan, dan tujuan yang jelas dalam peperangan tersebut, yakni berani menentang dan dan mengenyahkan penjajahan yang dilakukan Belanda di Pulau Jawa Indonesia. Cita-cita tersebut juga turut dipertegas dengan pakaian ulama berwarna putih bersih yang dikenakan Pangeran Diponegoro, yang menyimbolkan niat mulia dan hati yang bersih dalam memimpin perjuangan dalam pertempuran melawan Belanda. Baca juga Atta Halilintar Ingin Beli Lukisan Raden Saleh Milik YouTuber Nomor 1 di Bali

lukisan diponegoro memimpin pertempuran